[ad_1]
Delapan drone menargetkan bangunan tempat tinggal dan fasilitas industri di Kazan, namun tidak ada korban jiwa.
Ukraina menyerang jauh ke wilayah Rusia pada hari Sabtu dengan drone yang menargetkan kota Kazan di Tatarstan, 1.000 kilometer dari garis depan.
Pemerintah setempat melaporkan bahwa delapan drone jatuh di kota tersebut, merusak bangunan tempat tinggal dan fasilitas industri, namun tidak ada korban jiwa.
Gubernur Tatarstan Rustam Minnikhanov membenarkan bahwa enam drone menyerang bangunan tempat tinggal, satu menghantam fasilitas industri, dan satu lagi ditembak jatuh di sungai.
Sebuah video yang dikonfirmasi oleh Associated Press dan diposting di saluran lokal Astra Telegram menunjukkan drone tersebut jatuh ke lantai atas sebuah gedung bertingkat.
Setelah serangan teroris di bandara Kazan, penerbangan dihentikan, dan semua pertemuan massal yang dijadwalkan pada hari Sabtu dan Minggu dibatalkan.
Ukraina belum secara resmi mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut, sejalan dengan kebijakan kerahasiaan operasionalnya.
Serangan tersebut menyusul serangan Ukraina pada hari Jumat menggunakan rudal yang dipasok AS di wilayah Kursk Rusia, yang menewaskan enam orang, termasuk seorang anak.
Pihak berwenang Ukraina melaporkan bahwa beberapa jam sebelumnya, akibat serangan rudal Rusia di Kyiv, sedikitnya satu orang tewas dan 13 lainnya luka-luka.
Moskow mengklaim serangan ke Kiev merupakan balas dendam atas serangan Ukraina ke wilayah Rusia awal pekan ini dengan menggunakan senjata buatan Amerika.
Sementara itu, dalam semalam, pasukan Rusia meluncurkan 113 drone ke Ukraina, Angkatan Udara Ukraina menembak jatuh 57 drone dan mungkin menghentikan 56 drone lainnya, menurut pejabat Ukraina.
Gubernur Oblast Kharkiv Oleg Sinegubov membenarkan bahwa delapan orang terluka akibat tembakan pesawat tak berawak di ibu kota wilayah tersebut pada Jumat malam.
Bulan lalu, Presiden AS Joe Biden mengizinkan Ukraina menggunakan rudal yang dipasok AS untuk menargetkan wilayah yang jauh di Rusia, sehingga mengurangi pembatasan penggunaan senjata jarak jauh.
Para pejabat mengatakan keputusan itu diambil sebagai tanggapan atas pengerahan ribuan tentara Korea Utara oleh Rusia untuk meningkatkan upaya militernya.
[ad_2]
berita Bacara Terpercaya